Tubuh kita terdiri dari berbagai organ yang saling bekerja sama untuk
menyelesaikan tugasnya. Dan pastinya, dari berbagai jenis organ, tentu
masing2 punya keunikan sendiri.
1. Tulang terpanjang dan terbesar: Femur (tulang paha)
femur
a. k. a. tulang paha merupakan tulang terpanjang sekaligus terbesar di
dalam tubuh manusia. tulang ini juga, bersama dengan tulang temporal,
merupakan tulang terkuat di tubuh. panjang femur pada orang dewasa
rata2 adalah 48 cm, dan diameternya 2.34 cm. femur mampu menahan beban
hingga 30 kali berat orang dewasa
2. Tulang terkuat: Tulang temporal dan femur
meskipun
relatif kecil dan perawakan gepeng, tulang temporal memiliki predikat
yang bisa dibanggakan dibanding saodara2nya sesama tulang, yaitu
(bersama femur) merupakan tulang terkuat di tubuh kita. wajar saja
tulang ini harus kuat, karena dia memiliki peran yang sangat penting
dalam menjaga isi kepala
3. tulang terkecil dan teringan: tulang saggurdi (stapes bone)
Tulang
sanggurdi (stapes bone) merupakan salah satu dari tiga tulang
pendengaran. dua lagi adalah tulang martil (maleus bone) dan tulang
landasan (incus bone). Tulang sanggurdi berfungsi untuk meneruskan
getaran suara ke organ telinga dalam (cochlea)
4. otot terbesar: gluteus maximus (otot bokong )
bokong
kita selain diisi sama lemak (yang bikin pantat jadi empuk) juga diisi
oleh otot terbesar di tubuh. salah satu fungsi otot ini adalah
menegakkan tubuh bagian atas kita
5. otot terkuat: quadriceps femoris (otot paha)
merupakan otot paha bagian depan. Terdiri dari 4 bagian (quad) otot. dan salah satu fungsinya adalah untuk berjalan
6. otot terkecil: stapedius (otot pada tulang sanggurdi)
otot
ini terletak di bagian dalam telinga. dia menempel pada tulang
sanggurdi (stapes) dan berfungsi sebagai pelindung telinga kita dari
kerusakan akibat suara keras
7. organ dalam terbesar dan terberat: hati/liver
merupakan
organ yang berfungsi sebagai penangkal racun kita. kerusakan hati
dapan menimbulkan berbagai macam penyakit karena penumpukan toxin di
dalam tubuh. berat dari liver bisa nyampe 1.5 kilo
8. organ luar terbesar dan terberat: kulit
organ
yang satu ini udah jelas gedenya. soalnya, dari luasnya aja bisa
nyampe 2 meter persegi dan beratnya bisa nyampe 6 kiloan,
selain
berfungsi melindungi, kulit juga berfungsi sebagai penghasil vitamin D
yang berasal dari hasil reaksi lemak di bawah kulit dan sinar matahari
9. organ terkecil: kelenjar pineal (pineal gland)
organ
ini terletak di bagian otak tengah. mempunya ukuran kira2 hanya 8mm.
namun begitu, organ ini tetep memegang peranan penting dalam tubuh kita
yaitu sebagai regulasi sistem tubuh
10. pembuluh darah terbesar: aorta (untuk pembuluh nadi) dan inferior vena cava (untuk pembuluh balik)
pembuluh nadi (arteri) ini diameternya bisa nyampe 3.6 cm dan terletak langsung di atas jantung
inferior vena cava
pembuluh balik (vena) ini diameternya bisa sampe 2.5 cm, dan letaknya persis di belakang, bawah jantung.
11. Otot terpanjang: Sartorius Muscle (otot paha bagian dalam)
otot ini menyilang dari bagian luar paha ke bagian dalam dan fungsinya untuk menggerakkan tungkai. panjang bisa mencapai 60 cm
12. Otot terluas permukaannya: Latissimus Dorsi (otot punggung bawah)
dengan
mengkover hampir sebagian besar punggung, latissimus dorsi pantas
menyandang predikat ini. fungsinya adalah untuk menggerakkan lengan
13. Otot terkuat (kategori "gaya yang diberikan per satuan luas"): Masseter (otot pengunyah)
otot
terkuat kategori "gaya yang diberikan secara keseluruhan", sekarang
kalo diliat secara ukuran, maka masseter ini mempunyai predikat paling
kuat. karena dengan ukurannya yang relatif mungil, otot ini mampu
mengeluarkan gaya sebesar 4700 N (442 Kg)
14. Sel terbesar: Sel Telur Wanita (Ovum cell)
sel
telur ini jadi yang paling besar krn ukurannya bisa nyampe 200
mikrometer (0.2 mm) sedangkan ukuran rata2 sel adalah 10 mikrometer
(0.01 mm). dengan ukuran yang demikian, sel telur memungkinkan untuk
dilihat dengan mata telanjang
15. Sel terkecil: Sperma Pria (sperm cell)
nah,
pasangannya dari si jumbo adalah si kecil ini, ukurannya cuma
seperseratus dari sel telur wanita, yaitu 2.5 - 3.5 micrometer (0.0035
mm). namun biar mungil begitu, sell ini termasuk kuat karena mampu
bertahan hidup dalam lingkungan yang asing (rahim wanita maksudnya )
dalam beberapa hari.
16. Sel terpanjang: sel syaraf (Nerve cell)
sel
ini punya predikat terpanjang karena untuk satu sel, sael syaraf bisa
mencapai 2 meter. fungsinya sebagai "alat komunikasi" antar organ
17. Organ terpanjang: usus halus (small intestine)
meskipun
badan kita cuma kira2 1.7 meter, tapi usus halus (yang dipanjangkan
dalam keadaan relaksasi) mampu mencapai 7 meter. fungsinya buat nyerap
sari2 makanan yang makan
18. Organ paling kompleks: otak (brain)
organ
yang satu ini gausah ditanyain lagi deh ke-kompleks-annya.. dengan
ukuran segitu, dia mampu mengatur semua sistem si dalam tubuh, dan
menerima rangsang dari semua bagian tubuh.
Kenapa otak berbentuk
lipatan2? karena pada saat pertumbuhan manusia, saat tulang tengkorak
berhenti berkembang, otak terus berkembang hingga ruangannya penuh,
sehingga otak "memperluas permukaannya" dengan membentuk lipatan2.
Minggu, 17 Juni 2012
Rokok ??
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti
merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil
itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun
orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.
2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.
Kesimpulan :
Jadi dapat disimpulkan bahwa merokok merupakan kegiatan bodoh yang dilakukan manusia yang mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial, pahala, persepsi positif, dan lain sebagainya. Maka bersyukurlah anda jika belum merokok, karena anda adalah orang yang smart / pandai.
Ketika seseorang menawarkan rokok maka tolak dengan baik. Merasa kasihanlah pada mereka yang merokok. Jangan dengarkan mereka yang menganggap anda lebih rendah dari mereka jika tidak ikutan ngerokok. karena dalam hati dan pikiran mereka yang waras mereka ingin berhenti merokok.
1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.
2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.
Kesimpulan :
Jadi dapat disimpulkan bahwa merokok merupakan kegiatan bodoh yang dilakukan manusia yang mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial, pahala, persepsi positif, dan lain sebagainya. Maka bersyukurlah anda jika belum merokok, karena anda adalah orang yang smart / pandai.
Ketika seseorang menawarkan rokok maka tolak dengan baik. Merasa kasihanlah pada mereka yang merokok. Jangan dengarkan mereka yang menganggap anda lebih rendah dari mereka jika tidak ikutan ngerokok. karena dalam hati dan pikiran mereka yang waras mereka ingin berhenti merokok.
Anatomi Tubuh Manusia
Anatomi Tubuh Manusia
Anatomi
Tubuh Manusia disusun kedalam beberapa bagian sistem tubuh, yaitu:
Sistem Kerangka
Kerangka tubuh manusia terdiri dari
susunan berbagai macam tulang yang satu sama lainnya saling berhubungan,
terdiri dari: Tulang kepala: 8 buah; Tulang kerangka dada: 25
buah; Tulang wajah: 14 buah; Tulang belakang dan pinggul: 26
buah; Tulang telinga dalam: 6 buah; Tulang lengan: 64 buah dan Tulang
lidah: 1 buah Tulang kaki: 62 buah.
Fungsi kerangka antara lain:menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuhmelindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-parutempat melekatnya otot-otot
untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot
tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah
memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah
Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan.
Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena
bagian belakangnya terbuka. Gelang bahu terdiri atas tulang selangka
yang melengkung berupa huruf S, dan tulang belikat yaitu sebuah tulang
ceper berbentuk segi tiga.
Sistem Otot
Otot punggung sejati merupakan dua buah
jurai yang amat rumit susunannya, terletak di sebelah belakang kanan dan
kiri tulang belakang, mengisi ruang antara taju duri dan taju lintang.
Otot-otot punggung sejati itu hampir sama sekali tertutup oleh otot-otot
punggung sekunder yang sebenarnya termasuk otot-otot anggota gerak atas
dan bawah. Kedua jurai otot tersebut dinamakan penegak batang badan dan
amat penting artinya untuk sikap dan gerakan tulang belakang.
Sistem Peredaran darah
Jantung berbentuk runjung yang terbalik
letaknya. Letak jantung dalam tubuh sedemikian rupa sehingga ujung
runjung tersebut (ujung jantung) mengarah ke bawah, ke depan dan ke
kiri. Basis jantung mengarah ke atas, ke belakang dan sedikit ke kanan.
Pada basis jantung inilah berhimpun aorta, batang nadi paru-paru, batang
pembuluh balik atas dan bawah beserta ke dua (atau empat pembuluh balik
paru-paru). Bagian dalam jantung terdiri atas 4 ruang: serambi kiri,
bilik kiri, serambi kanan dan bilik kanan. Serambi kiri dan bilik kiri
satu sama lain berhubungan, demikian juga serambi kanan dan bilik kanan.
Bagian kiri jantung dipisahkan dari bagian kanan oleh sekat rongga
jantung.
Sistem pernapasan
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh
yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa/alveoli).
Gelembung-gelembung hawa terdiri dari sel-sel epitel dan
endotel. Banyaknya gelembung paru-paru kurang lebih 700.000.000 buah
(paru-paru kanan dan kiri).
Sistem Indera
Alat Penglihatan
Alat penglihatan terdiri atas bola mata, saraf penglihatan, dan alat-alat tambahan mata.
Bola mata berbentuk bulat, hanya bidang depannya menyimpang dari bentuk bola sempurna karena selaput bening lebih menonjol ke depan. Ini terjadi karena bagian ini lebih melengkung dari pada bagian lain bola mata. Titik pusat bidang depan dan bidang belakang dinamakan kutub depan dan kutub belakang.
Garis penghubungnya adalah sumbu mata atau sumbu penglihat.
Bola mata berbentuk bulat, hanya bidang depannya menyimpang dari bentuk bola sempurna karena selaput bening lebih menonjol ke depan. Ini terjadi karena bagian ini lebih melengkung dari pada bagian lain bola mata. Titik pusat bidang depan dan bidang belakang dinamakan kutub depan dan kutub belakang.
Garis penghubungnya adalah sumbu mata atau sumbu penglihat.
Alat Pendengaran
Alat pendengaran terdiri atas pendengar
luar, pendengar tengah dan pendengar dalam. Pendengar luar terdiri
atas daun telinga dan liang telinga luar. Daun telinga adalah
sebuah lipatan kulit yang berupa rangka rawan kuping kenyal.
Bagian luar liang telinga luar berdinding rawan, bagian dalamnya
mempunyai dinding tulang. Ke sebelah dalam liang telinga luar
dibatasi oleh selaput gendangan terhadap rongga gendangan.
Kulit
Kulit terbagi atas kulit ari dan kulit
jangat. Kulit ari terdiri atas beberapa lapis, yang teratas adalah lapis
tanduk yang terdiri atas sel-sel gepeng, sedangkan lapis terdalam
disebut lapis benih yang senantiasa membuat sel-sel epitel baru.
Sistem Pencernaan
Rongga mulut
Rongga mulut mulai dari celah mulut dan berakhir di belakang pada lubang tekak. Oleh karena lengkung gigi, rongga mulut dibagi dua bagian yaitu beranda yang terletak di luar lengkung gigi dan rongga mulut yang terdapat di belakangnya. Beranda dibatasi ke luar oleh bibir dan pipi yang mengandung otot-otot mimik dan karena itu gerakannya amat luas.
Rongga mulut mulai dari celah mulut dan berakhir di belakang pada lubang tekak. Oleh karena lengkung gigi, rongga mulut dibagi dua bagian yaitu beranda yang terletak di luar lengkung gigi dan rongga mulut yang terdapat di belakangnya. Beranda dibatasi ke luar oleh bibir dan pipi yang mengandung otot-otot mimik dan karena itu gerakannya amat luas.
Geligi
Geligi terdiri atas dua baris gigi tertutup. Setiap baris gigi merupakan suatu garis melengkung yang pada rahang atas agak lain bentuknya daripada rahang bawah. Gigi pada rahang atas dan pada rahang bawah letaknya sedemikian rupa sehingga penampang terbesar setiap gigi rahang atas tepat menempati sela antara dua buah gigi rahang bawah dan sebaliknya. Jadi sewaktu mengunyah setiap gigi bekerja sama dengan dua buah gigi yang berlawanan letaknya.
Geligi terdiri atas dua baris gigi tertutup. Setiap baris gigi merupakan suatu garis melengkung yang pada rahang atas agak lain bentuknya daripada rahang bawah. Gigi pada rahang atas dan pada rahang bawah letaknya sedemikian rupa sehingga penampang terbesar setiap gigi rahang atas tepat menempati sela antara dua buah gigi rahang bawah dan sebaliknya. Jadi sewaktu mengunyah setiap gigi bekerja sama dengan dua buah gigi yang berlawanan letaknya.
Lambung
Lambung adalah bagian saluran pencernaan makanan yang melebar seperti kantong, terletakdi bagian atas rongga perut sebelah kiri, dan untuk sebagian tertutup oleh alat-alat yang letaknya berdekatan seperti hati, usus besar dan limpa. Lambung berhubungan dengan alat-alat itu dan juga dengan dinding belakang rongga perut dengan perantaraan dengan beberapa lipatan salut perut.
Lambung adalah bagian saluran pencernaan makanan yang melebar seperti kantong, terletakdi bagian atas rongga perut sebelah kiri, dan untuk sebagian tertutup oleh alat-alat yang letaknya berdekatan seperti hati, usus besar dan limpa. Lambung berhubungan dengan alat-alat itu dan juga dengan dinding belakang rongga perut dengan perantaraan dengan beberapa lipatan salut perut.
Sistem Urinaria
Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar berbentuk seperti kacang yang terletak pada dinding belakang rongga perut setinggi ruas-ruas tulang belakang sebelah atas, ginjal kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal kanan. Sisi ginjal yang menghadap ke dalam berbentuk cekung. Di sini masuk nadi ginjal (dari aorta) ke dalam ginjal. Nadi ini bercabang-cabang dalam jaringan ginjal.
Ginjal adalah suatu kelenjar berbentuk seperti kacang yang terletak pada dinding belakang rongga perut setinggi ruas-ruas tulang belakang sebelah atas, ginjal kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal kanan. Sisi ginjal yang menghadap ke dalam berbentuk cekung. Di sini masuk nadi ginjal (dari aorta) ke dalam ginjal. Nadi ini bercabang-cabang dalam jaringan ginjal.
Kandung kemih
Kandung kemih merupakan tempat berkumpulnya semua air kemih yang terpancar dari saluran ginjal. Dinding kandung kemih yang terdiri atas jaringan otot polos dapat menyesuaikan diri terhadap banyaknya air kemih di dalam kandung kemih, karena dapat mengendor apabila diisi perlahan-lahan dengan air kemih.
Kandung kemih merupakan tempat berkumpulnya semua air kemih yang terpancar dari saluran ginjal. Dinding kandung kemih yang terdiri atas jaringan otot polos dapat menyesuaikan diri terhadap banyaknya air kemih di dalam kandung kemih, karena dapat mengendor apabila diisi perlahan-lahan dengan air kemih.
Sistem Reproduksi
Alat reproduksi laki-laki
Alat-alat reproduksi laki-laki dibagi atas bagian pembuat mani dan bagian penyalur mani. Bagian pertama berupa kelenjar kelamin, yaitu buah zakar yang membentuk sel-sel mani. Buah zakar kanan dan kiri tergantung di dalam sebuah lipatan kulit yang berbentuk kantong dan terletak di bawah tulang kemaluan yang dinamakan kandung buah zakar (skrotum). Pada sisi belakang setiap buah zakar terdapat anak buah zakar yang tergolong sebagai jalan penyalur.
Alat-alat reproduksi laki-laki dibagi atas bagian pembuat mani dan bagian penyalur mani. Bagian pertama berupa kelenjar kelamin, yaitu buah zakar yang membentuk sel-sel mani. Buah zakar kanan dan kiri tergantung di dalam sebuah lipatan kulit yang berbentuk kantong dan terletak di bawah tulang kemaluan yang dinamakan kandung buah zakar (skrotum). Pada sisi belakang setiap buah zakar terdapat anak buah zakar yang tergolong sebagai jalan penyalur.
Alat reproduksi perempuan
Alat-alat reproduksi perempuan
terdiri atas indung telur, tabung rahim, rahim, liang senggama dan
alat-alat kelamin luar. Indung telur berjumlah dua, terletak pada
dinding sisi panggul kecil di sebelah kanan dan di sebelah kiri.
Masing-masing indung telur tergantung pada beberapa ikat dan lipatan
salut perut. Indung telur adalah kelenjar kelamin perempuan yang
menghasilkan sel-sel kelamin, yaitu sel-sel telur.
Sistem Syaraf
Otak
Sistem saraf pusat berkembang dari suatu struktur yang berbentuk bumbung. Pada bumbung tersebut dapat dilihat sebuah dasar, sebuah atap dan dua dinding sisi sebagai pembatas suatu terusan yang terletak di tengah. Dalam perkembangan selanjutnya pada beberapa tempat bumbung tadi menjadi tebal, sedangkan pada tempat-tempat lain dindingnya tetap tinggal seperti semula.
Sistem saraf pusat berkembang dari suatu struktur yang berbentuk bumbung. Pada bumbung tersebut dapat dilihat sebuah dasar, sebuah atap dan dua dinding sisi sebagai pembatas suatu terusan yang terletak di tengah. Dalam perkembangan selanjutnya pada beberapa tempat bumbung tadi menjadi tebal, sedangkan pada tempat-tempat lain dindingnya tetap tinggal seperti semula.
Sumsum Belakang
Sumsum belakang menyerupai batang kelubi yang penampangnya jorong. Letaknya dalam terusan tulang belakang anatara rongga tengkorak dan daerah pinggang. Penampangnya dari atas ke bawah semakin kecil, kecuali pada dua tempat, yaitu di daerah leher dan di daerah pinggang. Di tempat-tempat ini sumsum belakang agak melebar.
Sumsum belakang menyerupai batang kelubi yang penampangnya jorong. Letaknya dalam terusan tulang belakang anatara rongga tengkorak dan daerah pinggang. Penampangnya dari atas ke bawah semakin kecil, kecuali pada dua tempat, yaitu di daerah leher dan di daerah pinggang. Di tempat-tempat ini sumsum belakang agak melebar.
Sistem Endokrin
Kelenjar Himofise
Kelenjar himofise adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofise tulang spenoid. Kelenjar himofise memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin karena hormon-hormon yang dihasilkannya dapat mempengaruhi aktifitas kelenjar lainnya.
Kelenjar himofise adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofise tulang spenoid. Kelenjar himofise memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin karena hormon-hormon yang dihasilkannya dapat mempengaruhi aktifitas kelenjar lainnya.
Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri atas 2 belah yang terletak di sebelah kanan batang tenggorok diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi batang tenggorok di sebelah depan. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding pangkal tenggorok.[ps]
Kelenjar tiroid terdiri atas 2 belah yang terletak di sebelah kanan batang tenggorok diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi batang tenggorok di sebelah depan. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding pangkal tenggorok.[ps]
Sel
Penelitian
menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel.
Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke
yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati
sayatan gabus dengan mikroskop.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein). Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:
Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang
dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai
oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma
dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian
yang memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan
sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula).
ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein). Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:
Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul
tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi
zat dari sel yang satu ke sel yang lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih
ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang
disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding
sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara
kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel
Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat
seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2.
Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun
utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut
zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Gbr.
a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan
Organel
Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The Power House)
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista
Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".
d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The Power House)
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista
Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".
d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g.
Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas
yaitu
plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil
dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
• Karotin (kuning)
• Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas
Vakuola berisi :
• garam-garam organik
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar
Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir pati
Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
• Karotin (kuning)
• Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas
Vakuola berisi :
• garam-garam organik
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar
Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir pati
Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3.
Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang
biru.
• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan)
sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN
yang mengatur sintesis protein.
Perawat. . . .
Seseorang dikatakan sebagai perawat bila seseorang tersebut dapat membuktikan bahwa dirinya telah menyelesaikan pendidikan perawat baik diluar maupun didalam negeri yang biasanya dibuktikan dengan ijazah atau surat tanda tamat belajar. Dengan kata lain orang disebut perawat bukan dari keahlian turun temurun, malainkan dengan melalui jenjang pendidikan perawat.
Dan perawat mempunyai beberapa peranan dalam melaksanakan pekerjaannya.Dan menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari beberapa peranan.
peranan perawat tersebut adalah :
- Peran Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan.Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.Peranan ini umumnya dilaksanakan oleh para pelaksana keperawatan, baik itu dari puskesmas sampai dengan tingkat rumah sakit.
- Peran Perawat sebagai advokat klien.Peran ini dilakukan oleh perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
- Peran Perawat sebagai Edukator.Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.Biasanya bila dalam lingkungan rumah sakit diberikan sewaktu pasien akan pulang sehingga diharapkan pasien dapat menjalankan pola hidup sehat dan juga menjaga kesehatannya.
- Peran Perawat sebagai koordinator.Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.Dalam rumah sakit ataupun tempat pelayanan kesehatan lainnya dijalankan oleh perawat sruktural atau kepala ruangan dan setingkatnya.
- Peran Perawat sebagai kolaborator.Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.Sehingga perawat tidak bisa menjalankan peranan ini bila tidak bekerjasama dengan tenaga kesehatan yang terkait.
- Peran Perawat sebagai Konsultan.Peran ini sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.Dan biasanya diberikan oleh para perawat senior dalam suatu lahan pelayanan perawatan.
- Peran Perawat sebagai Pembaharuan.Peran ini dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.Biasanya dilakukan oleh perawat dalam level struktural.
Demikian tadi sahabat peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989.
Dan peranan seorang perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983 terbagi menjadi 4 yaitu :
- Peran Perawat sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan.Peran ini dikenal dengan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga, dan masyarakat, dengan metoda pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses keperawatan.Dikenal sebagai perawat pelaksana.
- Peran Perawat sebagai Pendidik dalam Keperawatan.Sebagai pendidik, perawat berperan dalam mendidik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada di bawah tanggung jawabnya. Peran ini berupa penyuluhan kepada klien, maupun bentuk desiminasi ilmu kepada peserta didik keperawatan.Biasanya dalam ruang perawat dikenal dengan CI / Clinical Instruktur.Berperan dalam memberikan pendidikan kepada para mahasiswa keperawatan yang sedang menjalankan praktek keperawatannya di RS / Puskesmas.
- Peran Perawat sebagai Pengelola pelayanan Keperawatan.Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan. Sebagai pengelola, perawat melakukan pemantauan dan menjamin kualitas asuhan atau pelayanan keperawatan serta mengorganisasikan dan mengendalikan sistem pelayanan keperawatan. Secara umum, pengetahuan perawat tentang fungsi, posisi, lingkup kewenangan, dan tanggung jawab sebagai pelaksana belum maksimal.Dan dilakukan oleh perawat dalam struktural.
- Peran Perawat sebagai Peneliti dan Pengembang pelayanan Keperawatan.Sebagai peneliti dan pengembangan di bidang keperawatan, perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan. Penelitian di dalam bidang keperawatan berperan dalam mengurangi kesenjangan penguasaan teknologi di bidang kesehatan, karena temuan penelitian lebih memungkinkan terjadinya transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu penting dalam memperkokoh upaya menetapkan dan memajukan profesi keperawatan.Biasanya dilakukan oleh para perawat yang terjun dalam bidang pendidikan / dosen.
Rabu, 13 Juni 2012
Asuhan Keperawatan Meningitis
MENINGITIS
BAB
I
1.1 Pengertian
Meningitis
adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu.
Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang
belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan
kematian.
Meningitis merupakan inflamasi yang
terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta spinal cord.
Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab
lainnya seperti jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999).
Meningitis adalah radang pada
meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan
oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur. (Smeltzer, 2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis
adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column
yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita,
2001).
1.2
Klasifikasi meningitis
1.
Meningitis
purulenta
Adalah radang selaput otak ( aracnoid dan piamater ) yang menimbulkan eksudasi berupa pus, disebabkan oleh kuman non spesifik dan non virus. Penyakit ini lebih sering didapatkan pada anak daripada orang dewasa.
Meningitis purulenta pada umumnya
sebagai akibat komplikasi penyakit lain. Kuman secara hematogen sampai
keselaput otak; misalnya pada penyakit penyakit faringotonsilitis, pneumonia,
bronchopneumonia, endokarditis dan lain lain. Dapat pula sebagai perluasan
perkontinuitatum dari peradangan organ / jaringan didekat selaput otak, misalnya
abses otak, otitis media, mastoiditis dan lain lain.
Penyebab meningitis purulenta adalah
sejenis kuman pneomococcus, hemofilus influenza, stafhylococcus, streptococcus,
E.coli, meningococcus, dan salmonella.
Komplikasi pada meningitis purulenta
dapat terjadi sebagai akibat pengobatan yang tidak sempurna / pengobatan yang
terlambat . pada permulaan gejala meningitis purulenta adalah panas, menggigil,
nyeri kepala yang terus menerus, mual dan muntah, hilangnya napsu makan,
kelemahan umum dan rasa nyeri pada punggung dan sendi, setelah 12 (dua belas )
sampai 24 (dua pulu empat ) jam timbul gambaran klinis meningitis yang lebih
khas yaitu nyeri pada kuduk dan tanda tanda rangsangan selaput otak seperti
kaku kuduk dan brudzinski. Bila terjadi koma yang dalam , tanda tanda selaput
otak akan menghilang, penderita takut akan cahaya dan amat peka terhadap
rangsangan, penderita sering gelisah, mudah terangsang dan menunjukan perubahan
mental seperti bingung, hiperaktif dan halusinasi. Pada keadaan yang berat
dapat terjadi herniasi otak sehingga terjadi dilatasi pupil dan koma.
2.
Meningitis
serosa ( tuberculosa )
Meningitis tuberculosa masih sering dijumpai di Indonesia, pada anak dan orang dewasa. Meningitis tuberculosa terjadi akibat komplikasi penyebab tuberculosis primer, biasanya dari paru paru. Meningitis bukan terjadi karena terinpeksi selaput otak langsung penyebaran hematogen, tetapi biasanya skunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah kedalam rongga archnoid.
Tuberkulosa ini
timbul karena penyebaran mycobacterium tuberculosa. Pada meningitis tuberkulosa
dapat terjadi pengobatan yang tidak sempurna atau pengobata yang terlambat.
Dapat terjadi cacat neurologis berupa parase, paralysis sampai deserebrasi,
hydrocephalus akibat sumbatan , reabsorbsi berkurang atau produksi berlebihan
dari likour serebrospinal. Anak juga bias menjadi tuli atau buta dan kadang
kadang menderita retardasi mental.
Meningitis yang disebabkan oleh
virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih tanpa pengobatan dan perawatan yang
spesifik. Namun Meningitis disebabkan oleh bakteri bisa mengakibatkan kondisi
serius, misalnya kerusakan otak, hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan
belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian. Sedangkan Meningitis disebabkan oleh
jamur sangat jarang, jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan
immun (daya tahan tubuh) seperti pada penderita AIDS.
Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya :
1.
Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Bakteri ini yang paling umum
menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang
bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus).
2.
Neisseria meningitidis (meningococcus).
Bakteri ini merupakan penyebab
kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi akibat
adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk
kedalam peredaran darah.
3.
Haemophilus influenzae (haemophilus).
Haemophilus influenzae type b
(Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus
ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam
dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya
angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini.
4.
Listeria monocytogenes (listeria).
Ini merupakan salah satu jenis
bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan
dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi. Makanan ini
biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini
berasal dari hewan lokal (peliharaan).
5.
Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis
adalah Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.
Selain bakteri, virus merupakan penyebab sering lainnya
selain bakteri. Beberapa virus secara umum yang menyebabkan meningitis adalah:
1. Coxsacqy
2. Virus herpes
3. Arbo virus
4. Campak, dan
5. Varicela
1.4 Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai
infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen
otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian
atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru,
trauma kepala dan pengaruh imunologis.
Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan
saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini
penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme
masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan
di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah
serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat
meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai
dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran
ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis
intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah
pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada
infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis.
Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi
dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada
sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel
dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
1. 5 Tanda dan gejala meningitis
secara khusus:
1.
Anak dan Remaja
a.
Demam
b.
Mengigil
c.
Sakit kepala
d.
Muntah
e.
Perubahan pada sensorium
f.
Kejang (seringkali merupakan
tanda-tanda awal)
g.
Peka rangsang
h.
Agitasi
i.
Dapat terjadi: Fotophobia (apabila
cahaya diarahkan pada mata pasien (adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan
VI))
j.
Delirium, Halusinasi, perilaku
agresi, mengantuk, stupor, koma.
2.
Bayi dan Anak Kecil
Gambaran klasik jarang terlihat pada anak-anak usia 3 bulan
dan 2 tahun.
a.
Demam
b.
Muntah
c.
Peka rangsang yang nyata
d.
Sering kejang (sering kali disertai
denagan menangis nada tinggi)
e.
Fontanel menonjol.
3.
Neonatus
a.
Tanda-tanda spesifik: Secara khusus
sulit untuk didiagnosa serta manifestasi tidak jelas dan spesifik tetapi mulai
terlihat menyedihkan dan berperilaku buruk dalam beberapa hari, seperti
b.
Menolak untuk makan.
c.
Kemampuan menghisap menurun.
d.
Muntah atau diare.
e.
Tonus buruk.
f.
Kurang gerakan.
g.
Menangis buruk.
h.
Leher biasanya lemas.
i.
Tanda-tanda non-spesifik:
j.
Hipothermia atau demam.
k.
Peka rangsang.
l.
Mengantuk.
m.
Kejang.
n.
Ketidakteraturan pernafasan atau apnea.
o.
Sianosis.
p.
Penurunan berat badan.
1.6 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. Analisa
cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa Lumbal
Pungsi
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein.cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan TIK. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra cranial.
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein.cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan TIK. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra cranial.
a.
Meningitis bacterial :
tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, leukosit dan
protein meningkat, glukosa menurun, kultur posistif terhadap beberapa jenis
bakteri.
b.
Meningitis Virus :
tekanan bervariasi, CSF jernih, leukositosis, glukosa dan
protein normal, kultur biasanya negative.
Kaku
kuduk pada meningitis bisa ditemukan dengan melakukan pemeriksaan fleksi pada
kepala klien yang akan menimbulkan nyeri, disebabkan oleh adanya iritasi
meningeal khususnya pada nervus cranial ke XI, yaitu Asesoris yang mempersarafi
otot bagian belakang leher, sehingga akan menjadi hipersensitif dan terjadi
rigiditas.
Pemeriksaan
darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai
normal.Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya
ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
Kadar
glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar
glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien
meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.
a.
Glukosa serum : meningkat (
meningitis )
b.
LDH serum : meningkat ( meningitis
bakteri )
c.
Sel darah putih : sedikit meningkat
dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri)
d.
Elektrolit darah : Abnormal .
e.
ESR/LED : meningkat pada meningitis
f.
Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/
urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe
penyebab infeksi
g. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam
melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral,
hemoragik atau tumor
h.
Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin
ada indikasi sumber infeksi intra cranial
i. Arteriografi karotis : Letak abses
1. 7 Komplikasi
a.
Hidrosefalus obstruktif
b.
MeningococcL Septicemia (
mengingocemia )
c.
Sindrome water-friderichen (septik
syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
d.
SIADH ( Syndrome Inappropriate
Antidiuretic hormone )
e.
Efusi subdural
f.
Kejang
g.
Edema dan herniasi serebral
h.
Cerebral palsy
i.
Gangguan mental
j.
Gangguan belajar
k.
Attention deficit disorder
1.8 Pencegahan
Meningitis
dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor presdis
posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana
dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah
pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah
hilang.
Setelah
terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk
mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat
memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi
yang serius.
Meningitis yang disebabkan oleh
virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok,
pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka
bagi anda yang mengetahui rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis
jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan
setelah ketoilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan)
tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari
berbagai macam penyakit.
Pemberian Imunisasi vaksin
(vaccine) Meningitis merupakan tindakan yang tepat terutama didaerah yang
diketahui rentan terkena wabah meningitis, adapun vaccine yang telah dikenal
sebagai pencegahan terhadap meningitis diantaranya adalah ;
1.
Haemophilus influenzae type b (Hib)
2.
Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7)
3.
Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV)
4.
Meningococcal conjugate vaccine (MCV4)
1.9 Penatalaksanaan
1.
Farmakologis
A. Obat
anti inflames )
a.
Meningitis tuberkulosa
· Isoniazid 10 – 20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali
sehari maksimal 500 gr selama 1 ½ tahun
· Rifamfisin 10 – 15 mg/kg/ 24 jam oral, 1 kali
sehari selama 1 tahun
· Streptomisin sulfat 20 – 40 mg/kg/24 jam sampai
1 minggu, 1 – 2 kali sehari, selama 3 bulan.
b. Meningitis
bacterial, umur < 2 bulan
·
Sefalosporin generasi ke 3
·
Ampisilina 150 – 200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4
– 6 kali sehari
·
Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 kali sehari.
c. Meningitis
bacterial, umur > 2 bulan
·
Ampisilina 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6
kali sehari
·
Sefalosforin generasi ke 3.
B. Pengobatan
simtomatis
a.
Diazepam IV : 0.2 – 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 –
0.6/mg/kg/dosis kemudian klien dilanjutkan dengan.
b.
Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.
c.
Turunkan panas :
·
Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10
mg/kg/dosis.
·
Kompres air PAM atau es
C. Pengobatan
suportif
a.
Cairan intravena
b.
Zat asam, usahakan agar konsitrasi
O2 berkisar antara 30 – 50 %.
2.
Perawatan
A.
Pada waktu kejang
a.
Longgarkan pakaian, bila perlu
dibuka.
b.
Hisap lender
c.
Kosongkan lambung untuk menghindari
muntah dan aspirasi
d.
Hindarkan penderita dari rodapaksa
(misalnya jatuh).
B.
Bila penderita tidak sadar lama
a.
Beri makanan melalui sonda
b.
Cegah dekubitus dan pnemunia
ortostatik dengan merubah posisi penderita sesering mungkin
c.
Cegah kekeringan kornea dengan boor
water atau saleb antibiotika.
C.
Pada inkontinensia urine lakukan
katerisasi
D.
Pada inkontinensia alvi lakukan
lavement.
E.
Pemantauan ketat.
a.
Tekanan darah
b.
Respirasi
c.
Nadi
d.
Produksi air kemih
e.
Faal hemostasis untuk mengetahui
secara dini adanya DC.
1.11 Prognosis
Penderita
meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik atau mental atau
meninggal tergantung :
a.
umur penderita.
b.
Jenis kuman penyebab
c.
Berat ringan infeksi
d.
Lama sakit sebelum mendapat
pengobatan
e.
Kepekaan kuman terhadap antibiotic
yang diberikan
f.
Adanya dan penanganan penyakit.
Meskipun
telah diberikan pengobatan, sebanyak 30% bayi meninggal. Jika terjadi abses,
angka kematian mendekati 75%. 20-50% bayi yang bertahan hidup, mengalami
kerusakan otak dan saraf (misalnya hidrosefalus, tuli dan keterbelakangan
mental).
BAB
II
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
Pengkajian
pada anak sedikit berbeda dengan klien dewasa, hal ini disebabkan pengkajian
anamnesis lebih banyak pada orang tua dan pemeriksaan fisikyang berbeda karena
belum sempurnanya organ pertumbuhan terutama pada neonatus. Pengkajian yang
biasa didapatkan pada anak bergantung pada luasnya penyebaran infeksi
dimeningen dan usia anak. Hal lain yang mempengaruhi klinis pada anak adalah
jenis organism yang menginvasi meningen dan seberapa jauh keefektifan dalam
pemberian terapi, dalam hal ini adalah antibiotikyang dipakai sangat
berpengaruh terhadap klinis pada anak. Untuk memudahkan penilaian klinis,
gejala pada meningitis pada anak dibagi menjadi tiga, yaitu anak, bayi, dan
neonatus.
2.2 Anamnesa
a.
Identitas pasien.
b.
Keluhan utama: sakit kepala dan
demam
c.
Riwayat penyakit sekarang
Faktor riwayat
penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman penyebab.
Disini harus ditanya dengan jelas tetang gejala yang timbul seperti kapan mulai
serangan, sembuh atau bertambah buruk. Pada pengkajian pasien meningitis biasanya
didapatkan keluhan yang berhubungan dengan akibat dari infeksi dan peningkatan
TIK. Keluhan tersebut diantaranya, sakit kepala dan demam adalah gejala awal
yang sering. Sakit kepala berhubungan dengan meningitis yang selalu berat dan sebagai
akibat iritasi meningen.
Demam umumnya
ada dan tetap tinggi selama perjalanan penyakit.
Keluhan kejang perlu mendapat perhatian untuk dilakukan pengkajian lebih mendalam, bagaimana sifat timbulnya kejang, stimulus apa yang sering menimbulkan kejang dan tindakan apa yang telah diberikan dalam upaya menurunkan keluhan kejang tersebut.
Keluhan kejang perlu mendapat perhatian untuk dilakukan pengkajian lebih mendalam, bagaimana sifat timbulnya kejang, stimulus apa yang sering menimbulkan kejang dan tindakan apa yang telah diberikan dalam upaya menurunkan keluhan kejang tersebut.
d.
Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian
penyakit yang pernah dialami pasien yang memungkinkan adanya hubungan atau
menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi pernahkah pasien mengalami infeksi
jalan napas bagian atas, otitis media, mastoiditis, tindakan bedah saraf,
riwayat trauma kepala dan adanya pengaruh immunologis pada masa sebelumnya.
Riwayat sakit TB
paru perlu ditanyakan pada pasien terutama apabila ada keluhan batuk produktif
dan pernah menjalani pengobatan obat anti TB yang sangat berguna untuk
mengidentifikasi meningitis tuberculosia.
Pengkajian
pemakaian obat obat yang sering digunakan pasien, seperti pemakaian obat
kortikostiroid, pemakaian jenis jenis antibiotic dan reaksinya (untuk menilai
resistensi pemakaian antibiotic).
e.
Riwayat psikososial
Respon emosi
pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien juga penting untuk menilai
pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran pasien dalam
keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari
harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
2.3 Pemeriksaan fisik
a.
Aktivitas
/ istirahat
Gejala :
perasaan tidak enak (malaise ), keterbatasan yang ditimbulkan kondisinya.
Tanda : Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan secara
Umum, keterbatasan dalam rentang gerak.
Tanda : Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan secara
Umum, keterbatasan dalam rentang gerak.
b.
Sirkulasi
Gejala : adanya
riwayat kardiologi, seperti endokarditis, beberapa penyakit jantung
Conginetal ( abses otak ).
Conginetal ( abses otak ).
Tanda : tekanan
darah meningkat, nadi menurun dan tekanan nadi berat (berhubungan
Dengan peningkatan TIK dan pengaruh dari pusat vasomotor ). Takikardi, distritmia
( pada fase akut ) seperti distrimia sinus (pada meningitis )
Dengan peningkatan TIK dan pengaruh dari pusat vasomotor ). Takikardi, distritmia
( pada fase akut ) seperti distrimia sinus (pada meningitis )
c.
Eleminasi
Tanda : Adanya
inkotinensia dan retensi.
d.
Makanan
dan Cairan
Gejala :
Kehilangan napsu makan, kesulitan menelan (pada periode akut )
Tanda :
Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membrane mukosa kering.
e.
Hygiene
Tanda :
Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri ( pada periode akut )
f.
Neurosensori
Gejala : sakit
kepala ( mungkin merupan gejala pertama dan biasanya berat ) . Pareslisia,
Terasa kaku pada semua persarafan yang terkena, kehilangan sensasi ( kerusakan
Pada saraf cranial ). Hiperalgesia / meningkatnya sensitifitas ( minimitis ) . Timbul
Kejang ( minimitis bakteri atau abses otak ) gangguan dalam penglihatan, seperti
Diplopia ( fase awal dari beberapa infeksi ). Fotopobia ( pada minimtis ). Ketulian
( pada minimitis / encephalitis ) atau mungkin hipersensitifitas terhadap kebisingan,
Adanya hulusinasi penciuman / sentuhan.
Terasa kaku pada semua persarafan yang terkena, kehilangan sensasi ( kerusakan
Pada saraf cranial ). Hiperalgesia / meningkatnya sensitifitas ( minimitis ) . Timbul
Kejang ( minimitis bakteri atau abses otak ) gangguan dalam penglihatan, seperti
Diplopia ( fase awal dari beberapa infeksi ). Fotopobia ( pada minimtis ). Ketulian
( pada minimitis / encephalitis ) atau mungkin hipersensitifitas terhadap kebisingan,
Adanya hulusinasi penciuman / sentuhan.
Tanda :
·
Status
mental / tingkat kesadaran ; letargi sampai kebingungan yang berat hingga
Koma, delusi dan halusinasi / psikosis organic ( encephalitis ).
Koma, delusi dan halusinasi / psikosis organic ( encephalitis ).
·
Kehilangan
memori, sulit mengambil keputusan ( dapat merupakan gejala
Berkembangnya hidrosephalus komunikan yang mengikuti meningitis bacterial )
Berkembangnya hidrosephalus komunikan yang mengikuti meningitis bacterial )
·
Afasia
/ kesulitan dalam berkomunikasi.
·
Mata
( ukuran / reaksi pupil ) : unisokor atau tidak berespon terhadap cahaya
( peningkatan TIK ), nistagmus ( bola mata bergerak terus menerus ).
( peningkatan TIK ), nistagmus ( bola mata bergerak terus menerus ).
·
Ptosis
( kelopak mata atas jatuh ) . Karakteristik fasial (wajah ) ; perubahan pada
Fungsi motorik da nsensorik ( saraf cranial V dan VII terkena )
Fungsi motorik da nsensorik ( saraf cranial V dan VII terkena )
·
Kejang
umum atau lokal ( pada abses otak ) . Kejang lobus temporal . Otot
Mengalami hipotonia /flaksid paralisis ( pada fase akut meningitis ). Spastik
( encephalitis).
Mengalami hipotonia /flaksid paralisis ( pada fase akut meningitis ). Spastik
( encephalitis).
·
Hemiparese
hemiplegic ( meningitis / encephalitis )
· Tanda
brudzinski positif dan atau tanda kernig positif merupakan indikasi adanya
Iritasi meningeal ( fase akut )
·
Regiditas
muka ( iritasi meningeal )
Refleks tendon
dalam terganggu, brudzinski positif
·
Refleks
abdominal menurun.
g.
Nyeri
/ Kenyamanan
Gejala : sakit
kepala ( berdenyut dengan hebat, frontal ) mungkin akan diperburuk oleh
Ketegangan leher /punggung kaku ,nyeri pada gerakan ocular, tenggorokan nyeri
Tanda : Tampak terus terjaga, perilaku distraksi /gelisah menangis / mengeluh.
Ketegangan leher /punggung kaku ,nyeri pada gerakan ocular, tenggorokan nyeri
Tanda : Tampak terus terjaga, perilaku distraksi /gelisah menangis / mengeluh.
h.
Pernapasan
Gejala : Adanya riwayat
infeksi sinus atau paru
Tanda :
Peningkatan kerja pernapasan (tahap awal ), perubahan mental ( letargi sampai
Koma ) dan gelisah.
Koma ) dan gelisah.
i.
Keamanan
Gejala :
Gejala :
·
Adanya
riwayat infeksi saluran napas atas atau infeksi lain, meliputi mastoiditis
Telinga tengah sinus, abses gigi, abdomen atau kulit, fungsi lumbal, pembedahan,
Fraktur pada tengkorak / cedera kepala.
Telinga tengah sinus, abses gigi, abdomen atau kulit, fungsi lumbal, pembedahan,
Fraktur pada tengkorak / cedera kepala.
·
Imunisasi
yang baru saja berlangsung ; terpajan pada meningitis, terpajan oleh
Campak, herpes simplek, gigitan binatang, benda asing yang terbawa.
Campak, herpes simplek, gigitan binatang, benda asing yang terbawa.
·
Gangguan
penglihatan atau pendengaran
Tanda : - suhu
badan meningkat,diaphoresis, menggigil
·
Kelemahan
secara umum ; tonus otot flaksid atau plastic
Gangguan
sensoris
2.4 Analisa Data
a.
Analisa Data Etiologi Masalah
Keperawatan
DS: mengeluh nyeri, depresi (sampai memukul-mukul kepala)
DO: skala nyeri (0-10), karakteristik (berat, berdenyut, konstan), lokasi, lamanya, faktor yang memperburuk Bakteri, fungi, virus, trauma kepala, infeksi sistemik.
DO: skala nyeri (0-10), karakteristik (berat, berdenyut, konstan), lokasi, lamanya, faktor yang memperburuk Bakteri, fungi, virus, trauma kepala, infeksi sistemik.
b.
Inflamasi Nyeri
DS: demam
DO: hipertermi (> 36-370 C), kulit memerah, frekwensi
nafas meningkat, kulit hangat bila disentuh, takikardi Bakteri, fungi, virus,
trauma kepala, infeksi sistemik.
c.
Exudat menyebar Resiko tinggi
penyebaran infeksi sekunder.
DS: Nyeri kepala, Pusing, kehilangan memori, bingung,
kelelahan, kehilangan visual, kehilangan sensasi
DO: Bingung / disorientasi, penurunan kesadaran, perubahan
status mental, gelisah, perubahan motorik, dekortikasi, deserebrasi, kejang,
dilatasi pupil, edema papil peningkatan permeabilitas kapiler.
d.
Risiko tinggi terhadap perubahan
perfusi jaringan serebral
DS: -
DO: pasien mengalami kejang, gangguan motorik, ataksia. Difusi
ion K dan Na.
e.
berkurangnya koordinasi otot Risiko
tinggi terhadap trauma
DS: merasa lemah
DO: pasien terlihat pucat dan lemah ningkatan volume cairan
interstisial.
f.
Gangguan kesadaran Gangguan
mobilitas fisik
DS: Klien mengeluh frustasi.
DO: pasien mengalami kebingungan, emosi yang berlebihan,
frustasi, disorientasi realitas Peningkatan TIK.
2.5 Diagnosa yang mungkin muncul
1.
Resiko
tinggi terhadap ( penyebaran ) infeksi berhubungan dengan statis cairan tubuh.
2. Perubahan
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral yang mengubah /
menghentikan aliran darah arteri / vena.
3.
Resiko
tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kelemahan umum.
4.
Nyeri
( akut ) berhubungan dengan adanya proses inflamasi / infeksi.
5.
Ansietas
/ ketakutan berhubungan dengan pemisahan dari system pendukung (hospitalisasi).
2.5 Intervensi
1.
Diagnosa 1 :
Resiko tinggi
terhadap ( penyebaran ) infeksi berhubungan dengan statis cairan tubuh.
Hasil yang diharapkan / criteria evaluasi pasien anak ; mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
Hasil yang diharapkan / criteria evaluasi pasien anak ; mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
Intervensi :
a. Pertahankan
teknik aseptik dan cuci tangan baik pasien, pengunjung, maupun staf.
b.
Pantau
dan catat secara teratur tanda-tanda klinis dari proses infeksi.
c.
Ubah
posisi pasien dengan teratur tiap 2 jam.
d.
Catat
karakteristik urine, seperti warna, kejernihan dan bau
e.
Kolaborasi
tim medis
2.
Diagnosa 2:
Perubahan
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral yang mengubah /
menghentikan aliran darah arteri / vena.
Hasil yang
diharapkan / kriteria pasien anak : mempertahankan tingkat kesadaran ,
mendemontrasikan tanda-tanda vital stabil, melaporkan tak adanya / menurunkan
berat sakit kepala, mendemontrasikan adanya perbaikan kognitif dan tanda
peningkatan TIK.
Intervensi :
a. Perubahan
tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau tanda vital sesuai indikasi
setelah dilakukan fungsi lumbal.
b. Pantau
/ catat status neurologis dengan teratur dan bandingkan dengan keadaan
normalnya, seperti GCS.
c. Pantau
masukan dan keluaran . catat karakteristik urine, turgor kulit, dan keadaan
membrane mukosa.
d. Berikantindakan
yang memberikan rasa nyaman seperti massage punggung, lingkungan yang tenang,
suara yang halus dan sentuhan yang lembut.
e. Pantau
gas darah arteri. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.
Rasional :
terjadinya asidosis dapat menghambat masuknya oksigen pada tingkat sel yang
memperburuk / meningkatkan iskemia serebral.
f.
Berikan
obat sesuai indikasi.
3.
Diagnosa 3 :
Resiko tinggi
terhadap trauma berhubungan dengan kelemahan umum.
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien anak : tidak mengalami kejang atau penyerta atau cedera lain.
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien anak : tidak mengalami kejang atau penyerta atau cedera lain.
Intervensi :
a. Pantau
adanya kejang / kedutan pada tangan, kaki dan mulut atau otot wajah yang lain.
b. Berikan
keamanan pada pasien dengan memberi bantuan pada penghalang tempat tidur dan
pertahankan tetap terpasang dan pasang jalan napas buatan plastik atau gulungan
lunak dan alat penghisap.
c. Pertahankan
tirah baring selama fase akut. Pindahkan .gerakkan dengan bantuan sesuai
membaiknya keadaan.
d. Berikan
obat sesuai indikasi seperti fenitoin ( dilantin ), diazepam , fenobarbital.
4.
Diagnosa 4 :
Nyeri ( akut )
berhubungan dengan adanya proses inflamasi / infeksi.
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien anak : melaporkan nyeri hilang / terkontrol, menunjukkan poster rileks dan mampu tidur / istirahat dengan tepat.
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien anak : melaporkan nyeri hilang / terkontrol, menunjukkan poster rileks dan mampu tidur / istirahat dengan tepat.
Intervensi :
a. Berikan
lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi.
b.
Tingkatkan
tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan yang penting .
c.
Berikan
latihan rentang gerak aktif / pasif secara aktif dan massage otot daerah leher
/bahu.
d.
Berikan
analgetik, seperti asetaminofen dan kodein
5.
Diagnosa 5 :
Ansietas /
ketakutan berhubungan dengan pemisahan dari system pendukung ( hospitalisasi ).
Hasil yang
diharapkan / criteria evaluasi pasien anak : mengikuti dan mendiskusikan rasa
takut, mengungkapkan kekurang pengetahuan tentang situasi, tampak rileks dan
melaporkan ansietas berkurang sampai pada tingkat dapat diatasi.
Intervensi :
a. Kaji
status mental dan tingkat ansietas dari pasien / keluarga. Catat adanya
tanda-tanda verbal atau non verbal.
b. Berikan
penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejala.
c. Jawab
setiap pertanyaan dengan penuh perhatian dan berikan informasi tentang prognosa
penyakit.
d. Libatkan
pasien / keluarga dalam perawatan, perencanaan kehidupan sehari-hari, membuat keputusan
sebanyak mungkin.
e. Lindungi
privasi pasien jika terjadi kejang.
2.6 Evaluasi
1. Mencapai masa penyembuhan tepat
waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
2. Mempertahankan tingkat kesadaran
biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda
vital stabil.
3.
Tidak mengalami kejang/penyerta atau
cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol
dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
5.
Mencapai kembali atau mempertahankan
posisi fungsional optimal dan kekuatan.
6.
Meningkatkan tingkat kesadaran
biasanya dan fungsi persepsi.
7. Tampak rileks dan melaporkan
ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.
Langganan:
Postingan (Atom)